16 Mei 2009

Beras Merah, kenapa tidak?

Pernahkah anda mencoba nasi merah? sebagian pasti menjawab belum, sisanya menjawab sudah.
Kini popularitas beras merah makin terangkat, lihat saja di pasar-pasar swalayan dengan mudah anda mendapatkannya. Bahkan ada yang dalam kemasan ganda sehingga menjamin beras tersebut tidak berhubungan dengan udara terbuka yang dapat merusak kandungan zat gizinya.

Perbedaan dengan beras putih terletak pada kandungan nutrisinya. Jika kulit ari (lapisan luar) dari biji padi dikupas, itulah beras merah. Jika kulit padi (lapisan dalam) juga dikupas maka jadilah beras putih biasa, dimana beberapa nutrisi jadi ikut hilang, seperti vitamin B1, B3, zat besi dan lain-lain.


Beras merah dengan gizi terbaik adalah yang terselaputi warna gelap merah hati, semakin tipis warna merah hatinya, berarti semakin banyak zat gizi yang terkupas atau terbuang . Menurut American Journal of Clinical Nutrition, proses penggilingan beras merah secara berlebihan hingga warna merah hatinya menipis, berpotensi merusak 80% vitamin B1, 67% vitamin B3, 90% vitamin B6, separuh kandungan mineral mangan, separuh fosfor, 60% zat besi, dan nyaris seluruh serat sehat, dan kandungan asam lemak esensial-nya.

Khasiat beras merah sebagai penangkal kanker tak perlu diragukan lagi, karena didalam beras merah tersimpan beragam zat antikanker, diantaranya serat, selenium, serta sejumlah zat fitokimia seperti fenolat dan lignan. Zat-zat ini yang meminimalkan waktu kontak dari zat-zat penyebab kanker dengan dinding usus besar. Zat-zat penyebabkan kanker biasanya banyak terdapat pada kemasan makanan kaleng, makanan instan, minuman ber-additives (pewarna, pengawet, pemanis, dll), fast food, dan makanan gorengan tradisional yang kebanyakan menggunakan minyak goreng bekas atau dipakai berulang kali.

Kandungan zat selenium di dalam beras merah sangat potensial meredam resiko kanker usus besar. Asupan zat selenium dalam tubuh kita akan bekerja sama dengan enzim glutation peroksidase untuk membersihkan senyawa-senyawa radikal bebas dalam organ hati, sehingga melumpuhkan radikal bebas tersebut. Selenium juga bekerjasama dengan vitamin E, selain melumpuhkan radikal bebas juga mencegah penyakit jantung, mengurangi gejala asma, serta membantu meredakan radang dan nyeri artritis rematoid.

Fenolat
adalah salah satu zat antioksidan kuat, juga mencegah penyakit jantung. Dalam beras merah yang kita konsumsi, asupan lignan akan diubah oleh flora usus menjadi mammalian lignan, dimana senyawa ini memiliki kekuatan besar untuk mencegah penyakit jantung dan membunuh bibit kanker yang berkaitan dengan hormon, terutama kanker payudara.

Mengkonsumsi beras merah membantu menenangkan pikiran, karena mineral seng yang berlimpah berkhasiat memperbaiki suasana hati, dan mencegah depresi. Ini terbukti dari hasil penelitian terhadap para wanita pengidap stress dan depresi, disebutkan darah mereka umumnya kurang mengandung zat seng. Beras merah juga mampu mengurangi resiko sindrom metabolik, yakni masalah kesehatan yang disebabkan gangguan pada organ-organ metabolisme, diantaranya mengurangi resistensi hormon insulin sehingga memperkecil kemungkinan membanjirnya gula darah. Karena dalam beras merah terdapat nilai indeks glikemik rendah, yakni tidak mudah menaikkan kadar gula darah, maka beras merah juga cocok bagi penderita diabetes.

Begitu banyak kandungan dalam beras merah yang dapat membuat hidup anda lebih sehat dan lebih nyaman. Jadi kenapa tidak beralih ke beras merah?

Related Posts by Categories



1 komentar:

armouris mengatakan...

info tentang sindrom metabolik kat sini - Metabolic Syndrome

/baca /bisik /bom /clinguk2 /diem
/duer /grogi /hehe /hihi /hiks
/hm /hore /jedug /kembik2 /kesel
/koprol /kringet /lari /lempar /licik

Posting Komentar

Komentar Pembaca