15 Mei 2009

Mau menabung malah di porotin?

Waktu kecil kita sering diberi nasehat dari orang tua atau guru untuk suka menabung, karena kalau menabung duit kita lama-lama jadi bukit.. kira-kira kata-kata inilah yang selalu ditanamkan dalam pikiran kita dari kecil.. akan tetapi sekarang?

Bagi masyarakat kecil nabung 50.000 sedikit demi sedikit berharap jadi besar atau jadi bukit kan? tapi kenyataan yang terjadi malah di porotin alias saldonya menurun, bisa dibayangkan dengan bunga yang kecil sekitar 1-2%, dikenai biaya-biaya berkisar 7.000-10.000 (masing-masing bank berbeda) setiap bulannya, menurut anda masihkah bukit yang akan di temui pada akhirnya atau malah hutan gundul yang tandus?



Contoh yang terjadi pada seorang ibu di Depok, Jawa Barat, Ia menabung di salah satu bank dengan nominal 4 juta, dengan harapan akan mendapatkan bunga dan duitnya beranak-pinak, akan tetapi apa yang ibu itu dapatkan? saldonya terus berkurang. Kalau tau begini, mending saya taruh dibawah bantal atau celengan, tutur ibu itu.
Kisah Ibu di Depok ini banyak dialami oleh nasabah dengan dana tabungan dibawah 5 juta.

So.. Berharap dapat bukit emas, eh malah dapat hutan gundul. Jadi jangan berharap banyak kalo dana anda dibawah 5 juta. Melihat kenyataan ini harus-nya pemerintah kita ikut bertindak, kasihan masyarakat kecil yang berusaha nabung dari hasil kerja kerasnya, walaupun sebulan hanya bisa nabung 50 ribu, habis di makan biaya-biaya di bank tempat ia menabung. Dan seharus-nya bank-bank kita juga harus lebih transparansi kepada Penabung Kecil, sehingga mereka dapat memilih bank mana yang dapat menguntungkan mereka.

Kenapa hal ini bisa terjadi? mari kita kupas. Kita ambil contoh bank BCA yang punya nasabah paling banyak, untuk tabungan silver BCA mengenakan biaya adm sebesar 10.000. adapun suku bunganya hanya 2% per tahun, kita anggap tabungan kita 5 juta dan tidak pernah nambah selama 1 tahun, maka bunga yang kita dapatkan sebesar 100.000, setelah di potong pajak 20% maka besar bunga tinggal 80.000, padahal adm yang harus kita bayarkan adalah 12 dikalikan 10.000 yaitu sebesar 120.000. Jadi kenyataannya kita rugi Rp. 40.000 setahun. kebayangkan kalau yang nabung itu petani, tukang becak atau yang menabung hanya di bawah 5 juta, apalagi yang nabung dibawah 1 juta, bakal habis diporotin sama bank, karena bunga-nya 0% (NOL).

Bank Mandiri sendiri hanya menerapkan bunga tabungan sebesar 1,75% saat ini, bayangkan sendiri jika dipotong pajak dan biaya-biaya. Sedangkan bunga tabungan sendiri tidak pernah lebih besar dari pada 4%, kalau begini ceritanya, kapan kita kaya? jadi sia-sia donk BANK INDONESIA mencanangkan progam "AYO MENABUNG". Jadi ini adalah tantangan bagi BI supaya melindungi penabung kecil, agar hak mereka tidak ludes di lahap oleh pihak bank. Sedangkan pada umumnya tujuan menabung adalah untuk Investasi atau persiapan dana pensiun, Dana Pendidikan Anak, Dana Darurat, Dana Naik Haji, dan lain-lain.

Kenapa biaya-biaya yang di terapkan bisa besar dari pada bunga yang diberikan? Ada beberapa alasan dari bank yang merasa berhak memungut biaya administrasi, yaitu mereka harus membangun dan memelihara jaringan seperti ATM, yakni fasilitas untuk para penabung serta membangun infrastruktur teknologi informasi untuk mengelola dan menjaga rekening nasabah tetap aman. Sehingga bank merasa pantas memberi bunga kecil atas tabungan dengan alasan tabungan dapat ditarik setiap saat sehingga bank tidak begitu leluasa menggunakan dana tabungan untuk disalurkan sebagai kredit. Walaupun di negara-negara berkembang tabungan bukan lagi tempat duit beranak pinak melainkan tempat cadangan uang tunai mengantisipasi keperluan transaksi segera atau mendadak, untuk investasi, dana biasanya ditaruh dalam deposito atau produk pasar modal.

Tapi bagi masyarakat Indonesia? Faktanya bank masih memanfaatkan minimnya pengetahuan masyarakat awam tentang perbankan kita dan bahkan bank tidak pernah menjelaskan (tidak transparan) kepada calon nasabah bahwa jika mereka menabung di bawah 5 juta, dana nasabah tidak akan bertambah. Sehingga masyarakat di jebak karena untuk menutup tabungan pun, nasabah dikenai biaya, tak ubahnya Rentenir. Ayo Bank-bank di Indonesia pada ngaku? hehehe

Padahal tabungan sangat amat berarti bagi bank tersebut, karena tabungan merupakan dana murah, coba bandingkan dengan deposito yang bunganya bisa mencapai 12% per tahun, yang membuat bank harus mengoreksi margin keuntungan mereka, dalam artian kasarnya, dengan memberikan bunga tabung berkisar 2%, bank dapat menjualnya sebagai kredit dengan menarik bunga kredit sebesar 14%. Anda bisa bayangkan jumlah rekening yang ada di Indonesia saat ini berjumlah 82 juta, semua nya di potong biaya adm sebesar 10.000 setiap bulannya.. hmm suatu angka yang saya rasa berlebihan jika disebut sebagai biaya maintain ATM, Teknologi Informasi dan lain-lainnya.

Masyarakat sekarang harus lebih pintar dalam memilih produk perbankan, jika sudah tahu begini, apakah masyarakat masih mau menabung?
Semoga Bank Indonesia dan Pemerintah bisa menjawab hal ini dengan melindungi hak-hak masyarakat kecil yang rata-rata hanya menabung Rp.50.000 per bulan, dan transparansi dari pihak bank tentunya sangat membantu dalam memilih produk perbankan, jangan biarkan yang miskin makin miskin. What A Shame...

Jadi adakah solusinya bagi yang hanya menabung antara 1-5 juta? Jawaban Ada, yaitu Bank Syariah. Bank Syariah menerapkan bagi hasil antara margin keuntungan dan biaya dan diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah. Jadi secara garis besarnya dapat dijabarkan sebagai berikut untung ataupun rugi akan ditanggung bersama oleh kedua pihak, karena bank Syariah memegang faham islam maksudnya adalah bank syariah tidak hanya semata-mata mencari keuntungan tapi juga berusaha meraih kemenangan terbaik di dunia maupun akhirat. Kemenangan dunia artinya, keberhasilan menunjukan bank Syariah adalah sistem perbankan terbaik, sedangkan kemenangan akhirat berupa pahala dan kebaikan. Jadi apakah nasabahnya harus beragama Islam? jawabannya tidak, karena Syariah memegang faham muamalah (berlaku universal dalam hubungan antar sesama manusia)
Sebagai contoh, Bapak Arif (salah satu nasabah bank Syariah) suatu saat pernah meninggalkan saldo hanya 200.000 selama 3 bulan, karena kebutuhan keluarga. Selama 3 bulan itu beliau menerima bunga kurang lebih 1000 rupiah, dan bank Syariah hanya mengenakan biaya administrasi sebesar hasil yang di bagikan tadi, yaitu seribu rupiah. Walaupun memang tidak bertambah, tapi juga tidak berkurang. Bandingkan dengan bank biasa dimana anda harus menabung sebesar 6 juta rupiah, agar bunga yang diberikan dan biaya yang di kenakan seimbang. Sepertinya masyarakat Indonesia harus mulai melirik atau bahkan beralih ke bank Syariah.

Tapi bagaimanapun, anda juga yang menentukan pilihan pada akhirnya, karena produk perbankan lainnya seperti deposito, reksa dana, obligasi dan saham tentunya tak kalah menarik, akan tetapi ada baiknya anda mengetahui dulu transparansi bank tersebut dalam memberikan informasi, dalam hal ini saya merekomendasikan Citibank (bukan promosi yah), dari sekian bank yang saya nilai cukup transparan.

Semoga Bermanfaat.

Related Posts by Categories



0 komentar:

/baca /bisik /bom /clinguk2 /diem
/duer /grogi /hehe /hihi /hiks
/hm /hore /jedug /kembik2 /kesel
/koprol /kringet /lari /lempar /licik

Posting Komentar

Komentar Pembaca