Bagansiapi-api, Suara ribuan warga Tionghoa yang menyaksikan pembakaran replika Tongkang kerta dalam tradisi ritual Bakar Tongkang di jalan Perniagaan Bagansiapi-api, Rokan Hilir, Selasa (9/6), gegap gempita, karena tiang Tongkang rebah ke arah darat.
Beberapa tahun terakhir tiap kali bakar tongkang, tiangnya rebah ke arah laut, tapi hari ini tiang jatuh ke arah darat, itu berarti adanya keseimbangan rezeki di laut dan darat.
Bakar Tongkang sendiri merupakan acara puncak ritual Go Gwe Cap Lak atau Sembahyang menghormati Dewa Laut Kie Om Ya, tradisi ini dilakukan tiap bulan ke lima tanggal 16 tahun imlek dan diikuti 108 marga suku Tionghoa.
Prosesi saat Tongkang di arak, diwarnai oleh aksi para Tan Ki yang memiliki kekuatan magis seperti memukul-mukulkan parang ke tubuh, tapi tidak terluka sedikitpun, diiringi gemuruh alat musik khas China yang membuat para Tan Ki makin garang.
Aksi para Tan Ki tidak membuat ngeri para pengunjung, malah bersorak sorai. Aroma hio juga semerbak hingga mengepul memenuhi udara Kota Bagansiapi-api. Para pengunjung terlihat menaburkan kertas sembahyang berwarna kuning ke arah tongkang.
Api melahap semua kertas yang menutupi kerangka kapal, para pengunjung tetap tak beranjak. Mereka menunggu sampai tiang utama tongkang yang tingginya sekitar dua meter tersebut tumbang. Hal ini diyakini akan menjadi petunjuk untuk peruntungan rezeki dalam setahun ke depan.
Bakar Tongkang tahun ini di semarakkan dengan acara budaya yakni Lomba Sampan Kotak. Menurut Bupati Rohil, Anas Mamun, acara ini memberikan nilai tambah bagi pengunjung yang jauh-jauh datang selain hanya melihat acara Bakar Tongkang.
Menurut Gubernur Riau, Rusli Zainal menyebut Bakar Tongkang merupakan salah satu andalan pariwisata budaya di Riau, dan acara ini satu-satunya di dunia, bahkan di China sendiri tidak ada.
Menurut Menteri Paskah Suzetta, beliau mengagumi bagaimana berbagai kultur dapat hidup berdampingan di Bagansiapi-api ini, perpaduan dari berbagai bangsa dan toleransi beragama yang dapat membangun dan menjaga keutuhan bangsa Indonesia.
Disadur dari Tribun Pekanbaru (10 Juni 2009)
2 komentar:
ritual bakarnya kykna keren pey...
meriah pisan pina.. saia aja terkagum2.. makanya berkunjung ke riau atuh..
Posting Komentar
Komentar Pembaca